Provinsi Gorontalo tidak hanya terkenal adat istiadat, namun tanah serambi madinah ini juga terkenal dengan berbagai macam olahan kuliner tradisional. Salah satu yang cukup terkenal adalah woku daun pisang.
Seperti namanya, masakan tradisional ini sejatinya bukan terbuat dari olahan daun pisang. Akan tetapi, daun pisang dalam masakan ini hanya menjadi media untuk memasak.
Setelah ikan ini dibersihkan, selanjutnya memilih rempah-rempah pilihan. Di antaranya, bawang merah, cabai merah, kemiri, jahe, kunyit, dan tomat yang dihaluskan secara bersamaan.
Selain itu, ada juga rempah-rempah daun segar seperti serai, daun kunyit, daun jeruk, daun kemangi, dan daun salam. Rempah daun ini dipakai saat masakan ini setengah matang.
Pertama-tama, masukkan semua bahan mulai dari bumbu halus maupun bumbu tambahan lainnya ke wajan yang sudah panas dengan air secukupnya.
Selanjutnya, aduk masakan tersebut secara merata. berikan minyak goreng, aduk kembali, kemudian masukkan kembali air setengah gelas dengan terus mengaduk masakan itu.
Setelah itu, masukkan ikan yang sudah dibersihkan dan dipotong tadi. Pemotongan ikan bisa sesuai selera dan biarkan hingga mendidih.
Tak lupa tambahkan rempah-rempah daun yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Setelah airnya sedikit mengering, angkat dan tuang masakan itu ke daun pisang.
Usai dituangkan di daun pisang, kemudian menuju ke proses selanjutnya yakni proses penggorengan. Proses penggorengan ini tidak membutuhkan waktu lama.
Ikan yang sudah terbungkus dengan daun pisang tadi di Goreng ke wajan dengan minyak sedikit. Setelah dirasa matang, kemudian masakan woku itu bisa diangkat dan disajikan.
Menurut Suwarni Mooduto, olahan ini banyak ditemukan di warung-warung makan. Sebab, ini merupakan makanan yang banyak dijual dan disajikan di rumah tangga.
"Kalau Woku memang makanan khas Gorontalo. Olahan ikan mujair yang satu ini memang primadona," kata Suwarni warga Gorontalo.
Saat ini, olahan Woku mulai dikreasikan dengan olahan lain. Bahkan, saat ini sudah ada olahan woku dari daging ayam dan ikan laut. "Sudah banyak dikreasikan dengan makanan modern. Namun, tidak menghilangkan cita rasanya," ia menandaskan.
Copyright © 2022 KOINASIANET